Pangkalan Kapas

rumah-adat
Rumah Adat Pangkalan Kapas

-Kenegerian Pangkalan Kapas adalah himpunan masyarakat adat yang terdiri dari empat desa dan sudah ada jauh sebelum Indonesia Merdeka menurut sejarahnya. Yaitu Desa Lubuk Bigau, Kebun Tinggi, Tanjung Paermai dan Pangkalan Kapas. Jumlah penduduk nya lebih kurang 1.000 KK. Terletak didalam wilayah administratif Kecamatan Kampat Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau.

Kenegerian Pangkalan Kapas pada dasarnya mempunyai banyak potensi SDA dan SDM. Yaitu sejarah, kesenian, kearifan/kerajinan, air terjun, goa, serta tumbuhan dan hewan yang masih asli dan beragam.

Akan tetapi karena keterbatasan kemampuan didalam pengelolaan, membuat masyarakat semakin jauh dari keadilan dan kesejahteraan. Baik dari segi politik, ekonomi, maupun budaya.

Secara keseluruhan, mata pencarian utama masyarakat nya adalah Petani Karet. Pada kenyataan harga karet nasional yang turun dari rata-rata Rp. 15.000,00 sebelum tahun 2008, menjadi rata-rata Rp. 4.000,00 hingga saat ini.

Ditambah dengan sangat minimnya sarana dan prasarana yang ada di komunitas termasuk infrastruktur jalan yang menjadi akses satu-satunya untuk memasarkan hasil pertanian dalam kondisi yang sangat buruk.

Membuat pendapatan masyarakat tergolong sangat rendah jika dikalkulasikan dengan kebutuhan hidup saat ini di Pangkalan Kapas.

Akibatnya, rasa sosial masyarakat menjadi berkurang. Waktu, tenaga dan pikiran menjadi terfokus kepada mencari makan. Banyak anak yang putus sekolah, sakit tidak mampu berobat, serta perekonomian yang sangat tergolong rendah.

Tidak hanya itu saja, sebagai warga negara yang merdeka. Banyak hak-hak masyarakat yang dirampas dan diabaikan pemerintah dari kebenarannya. Baik secara politik, maupun secara ekonomi dan budaya. Mulai dari hak atas kelola wilayah adat, sampai pada hak dasar sebagai warga negara yang merdeka menurut UUD 1945.

Maka dari itu, demi keadilan dan kesejahteraan. Masyarakat Kenegerian Pangkalan Kapas harus menjaga kelestarian lingkungan, tradisi dan budaya. Serta menuntut pengakuan atas wilayah adat dan hak-hak dasarnya sebagai warga negara yang merdeka.

Permasalahan ekonomi utama masyarakat Kenegerian Pangkalan Kapas adalah karena mayoritas Petani Karet, dan pendapatan masyarakat menjadi berkurang semenjak harga karet turun dari rata-rata Rp. 15.000,00/kg sebelum tahun 2008, menjadi rata-rata Rp. 5000,00 hingga saat ini. Ditambah dengan sangat minimnya sarana dan prasarana yang ada di komunitas termasuk infrastruktur jalan yang menjadi akses satu-satunya untuk memasarkan hasil pertanian dalam kondisi yang sangat buruk. Membuat pendapatan masyarakat tergolong sangat rendah jika dikalkulasikan dengan kebutuhan hidup saat ini di Pangkalan Kapas.

icecream
Air Terjun Batang Kapas.

-Berdasarkan permasalahan ekonomi komunitas diatas, maka cara yang dianggap paling efektif untuk menambah pendapatan ekonomi komunitas adalah dengan mengembangkan ekowisata. Berkembang nya ekowisata Kenegerian Pangkalan Kapas akan membuat putaran uang menjadi tinggi di komunitas. Sehingga lapangan kerja dan pendapatan masyarakat pun akan bertambah.

Adapun objek yang menjadi penunjang berkembang nya Ekowisata di Kenegerian Pangkalan Kapas adalah dengan banyak nya potensi wisata alam, kerajinan, kesenian, budaya, makanan khas, dan berbagai lainnya seperti : Air terjun ratusan tingkat, Goa, Hutan Asli, keberagaman Hewan dan Tumbuhan, Silat Kumango, Lubuk Larangan, Tikar Pandan, Pakasam, Cangkuak, dan beberapa lain nya.

Serta untuk aktifitas efektif nya adalah dengan mengadakan Festival Sungai Batang Kapas dan menbuat Trip ke area wisata yang ada di Kenegerian Pangkalan Kapas dan mempromosikan nya keluar. (*)

 

Diterbitkan oleh

Boedak Dekil

Hebat itu bukan atas apa yang kita dapat, tapi tentang apa yang kita beri. Lebih baik menciptakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan.

Tinggalkan komentar