Mengenang Ibu

P_20171115_181815.jpg
Pulau Gema, Kampar Kiri Hulu, Kampar, Riau.

Gema, 06:20 PM-15/11/2017.

Mengenangmu ibu,..

“Pandai-pandailah menjalani hidup.
Kalian Putra dan Putri yang ibu sayangi dalam setiap kenyata’an.
Kalian “duri’ yang akan menusuk jantung ibu jika keburukan menimpa.
Kalianlah “obat” dari segala kesakitan ibu disa’at bahagia dan kebaikan memihak.
Segalanya tentang kalian anak-anakku.
Bahkan telah tertengger impian itu jauh sebelum kalian ibu lahirkan.

Untuk kalian putra perkasa ibu,..
Berhati-hatilah “membuat” suasana.
Jangan sampai bebas kalian melukai induk surga sang maha kuasa.
Jangan buat kesalahan.

Untuk kalian putri kesayangan ibu,..
Berhati-hatilah “menghadapi” suasana.
Jangan sampai keadaan menyudutkan kalian.
Jangan dekati kesalahan.”

– Aku gamang ibu,..
Tiada sebijaksana titah ibu langkah yang telah kuayunkan.
Bias anganku pada setiap kesungguhan yang kuyakini.
Bahkan aku meragukan kebenaranku sendiri.

Apa kan kubuat ibu,..
Bahkan tida lagi kukenali tanah tempatku berpijak.
Tida lagi kutau kaki mana hang harus kulangkahkan.
Sudah begitu gelap rasanya jalan yang hendak kutempuh.
Tunjukkan aku ridhomu ibu,..

Aku tak ingin hitam terlihat putih bagiku.
Aku tak ingin meninggalkan cahaya yang terlihat gelap dimataku.
Aku ingin benar untuk hidupku ibu.
Aku ingin tenang dalam kenyataan dan kebenaran.
Karena engkau mata hatiku,
Ibu,..

Diterbitkan oleh

Boedak Dekil

Hebat itu bukan atas apa yang kita dapat, tapi tentang apa yang kita beri. Lebih baik menciptakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan.

Tinggalkan komentar